Kecemburuan yang tidak pada tempatnya (Mazmur 73:1-28)

Cemburu merupakan suatu hal yang dimiliki oleh setiap manusia. Cemburu itu datang kepada manusia ketika :
1. dia membandingkan dirinya dengan orang lain
2. cinta yang dimilikinya terhadap orang lain
3. takut kehilangan orang yang dicintai
Namun, cemburu tidak selamanya negatif atau positif. Disebut positif jika kecemburuan itu memang mempunyai dasar yang kuat. Seperti cinta yang dimiliki terhadap orang lain serta takut kehilangan orang yang dicintai. Disebut negatif jika kecemburuan itu tidak mempunyai dasar yang salah. Misalnya karena membandingkan dirinya dengan orang lain. Menganggap diri tidak boleh disaingi, atau merasa tidak nyaman karena melihat orang lain hidupnya berlebih (dalam banyak hal, tidak hanya masalah materi) dibandingkan dengan dirinya. 

Latar Belakang :
Hal inilah yang terlihat dari Asaf. Ia dengan jujur mengakui dirinya sedang dalam masalah yaitu kecemburuan terhadap orang-orang fasik. Mengapa orang fasik yang dicemburuinya? Karena ia melihat, orang fasik (yang notabene adalah orang jahat dan pasti tidak disukai oleh Tuhan dan akan mendapat penghukuman dari Tuhan) menjadi orang yang sepertinya tidak bermasalah. Bahkan hidup mereka terkesan senang, sehat, dan kaya (ay.4-5,12). Dan dalam hidup itupun meraka selalu menjadi orang yang berseberangan dengan Allah. Karena mereka terus melakukan tindak kejahatan kepada sesama. Serta menantang Allah yang menciptakan langit dan bumi. 
Sementara, Asaf terkesan mengalami penderitaan dengan mengatakan ia selalu kena tulah sepanjang hari dan kena hukum setiap pagi (ay.14). Padahal ia adalah orang yang bertindak sesuai dengan firman Tuhan (ay.13 menjelaskan Asaf menjaga hatinya tetap bersih di hadapan Tuhan). Dengan kondisi yang berbeda antara Asaf dan orang-orang fasik yang dilihatnya, maka timbul suatu pertentangan, pergulatan, dan pergumulan dalam hati dan pikiran Asaf. Dia mencoba cari tahu dengan kemampuan sendiri. Tapi tidak berhasil....Sampai ia masuk ke rumah Tuhan, baru ia mengetahui kondisi yang sebenarnya akan orang-orang fasik itu. Akhirnya ia menyadari kecemburuannya selama ini kepada orang fasik tidak pada tempatnya. 

Poin :
1. Agar tidak mengalami cemburu yang salah, mendekatlah pada Allah
Ketika hidup jauh dari Allah maka otomatis, hidup ini akan disetir oleh kedagingan. Sehingga apapun yang akan kita lakukan akan menghasilkan banyak kesia-siaan. Termasuk munculnya pandangan negatif dalam diri ketika melihat orang lain. Entah itu orang yang jahat ataupun orang yang baik. Diri akan terdorong untuk mempunyai prasangka buruk, mempunyai pandangan negatif terhadap orang lain. Misalnya, ketika melihat tetangga yang perekonomiannya membaik, kita akan menduga tetangga itu korupsi makanya ekonominya meningkat. Atau kita merasa lebih enak menjadi orang yang jahat, seperti koruptor karena mereka hidupnya tenang, banyak duit, bisa melakukan apa saja. Dari pada kita sendiri yang mencoba hidup saleh, tapi tidak mempunyai apa-apa.
2. Dekat kepada Allah akan melihat pemeliharaan-Nya begitu nyata pada hidup kita
Satu hal yang pasti dialami oleh Asaf adalah dia melihat dirinya telah kembali pada track yang benar. Artinya, ia mengalami perubahan dalam pertobatannya. Ia melihat dalam tuntunan Tuhan, bahwa hidupnya semata-mata adalah karena kasih karunia Allah. Sehingga ia disadarkan kalau apa yang telah dialaminya, yaitu kecemburuan yang salah kepada orang fasik serta kemarahan, kekecewaan yang timbul pada dirinya terhadap Tuhan, semuanya adalah sia-sia. Disinlah yang disebut sebagai U-turndalam hidup Asaf. Karena ia mengambil posisi yang tepat, yaitu bukan lagi posisi manusia yang menuruti kehendak dan kedagingannya saja. Tetapi ia sudah kembali mendekat pada Tuhan. Asaf mengizinkan Roh Allah bekerja pada dirinya untuk menuntun dirinya dan mencelikkan mata rohaninya. 
3. Tuhan akan memberi petunjuk, nasehat lewat firman-Nya
Pertobatan dari sikap yang salah yang dilakukan oleh Asaf merupakan perbuatan yang sangat tepat. Karena dalam dunia ini hanya Tuhan yang Mahakuasa, hanya Dia yang sanggup menolong kita untuk melewati berbagai tantangan dalam hidup ini. Hanya saja, pertolongan Tuhan itu akan datang ketika manusia itu kembali kepada Dia atau bertobat. Hal ini tidak boleh dibalik....Dan dalam pertobatannya, manusia itu juga akan mendapat tuntunan dari Roh Kudus untuk mengenali suara Gembala Agung kita yaitu Yesus Kristus. Pertobatan itu akan menimbulkan cinta bagi kita kepada Yesus. Dan cinta itu membuat kita semakin aktif untuk mendengar suara-Nya, berkomunikasi dengan-Nya. Semua itu hanya kita dapatkan lewat firman Tuhan yang sudah tersedia bagi kita. Alkitab menjadi satu-satunya sumber yang paling nyata bagi setiap orang percaya dalam mendengar, mengetahui apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan dalam hidup ini.

Konklusi : 
Setiap kita memang dapat saja terjebak seperti Asaf. Hal itu dapat terjadi jika kita sudah kehilangan fokus dalam hidup ini. Seharusnya sebagai orang percaya yang sudah ditebus Yesus Kristus, fokus kehidupan kita adalah hidup menyenangkan hati Tuhan. Dalam hidup fokus itu, kita senantiasa bergantung pada-Nya dan mendapat kekuatan, serta petunjuk dari Tuhan. Sebab itu, kehilangan fokus harus kita antisipasi, kita kenali. Bisa saja kita kehilangan fokus karena beban hidup yang berat, kita ingin segera keluar darinya. Hal-hal itu dapat dibonceng si iblis untuk menghilangkan atau merusak fokus kita pada Tuhan. Jadi, lawanlah si iblis dengan iman yang semakin kuat dan bertumbuh hanya kepada Tuhan Yesus...
Soli Deo Gloria